Sabtu, 10 September 2016

MCLD (2) - Petir dan Kilat



Mengenal Cuaca Lebih Dekat
Petir dan Kilat
By : Dany Pangestu





                Edisi kali ini kita akan membahas “kelistrikan”.  Tentunya kita akan membahasnya  dari sudut pandang meteorologi.  Yup , tidak lain dan tidak bukan “petir” dan “kilat”. Apa sih perbedaan “petir” dan “kilat” ? bukannya keduanya  sama ? Oke, bagi masyarakat awam kedua hal ini memanglah terlihat sama. Padahal kedua fenomeda ini adalah beda, bedanya cukup sederhana  yaitu PETIR (thunderstorm) merupakan bunyi yang ditimbulkan akibat loncatan elektron di udara, sedangkan KILAT(lightning) adalah cahaya yang tampak saat terjadi lompatan elektron di udara. Simple bukan ?
                “Petir akan hadir jika hujan turun” adalah suatu statement yang tidak sepenuhnya benar. Dan uniknya statement ini sudah tertanam di mindset masyarakat umum. Memang benar bahwasanya jika turun hujan kemungkinan akan ada petir. Namun petir bukanlah berasal dari hujan melainkan berasal dari awan konvektif. Awan konvektif itu ada 2 yaitu , awan cumulus dan awan cumulonimbus. Awan cumulunimbus lah yang bisa menghasilkan fenomena seperti petir maupun kilat.
Menurut fisika, Petir adalah lompatan bunga api raksasa anara dua massa yang mempunyai perbedaan medan listrik. Prinsip dasarnya sama dengan lompatan api pada busi. Selain itu petir merupakan pelepasan muatan listrik dari awan. Energi dari pelepasan itu begitu besar sehingga menimbulkan rentetan cahaya , panas dan bunyi yang sangat kuat yaitu gemuruh atau halilintar. Besarnya muatan listrik yang bisa memicu terjadinya petir adalah 1.000.000 volt/meter. Sedangkan lightning (kilat) adalah cahaya atau lompatan bunga api rakasasa yang biasa terjadi dalam petir tetapi tidak menghasilkan gemuruh.
                Awan cumulunimbus memiliki muatan positif dan muatan negatif. Penyebarannya yaitu muatan positif biasanya terdapat di puncak awan sedangkan muatan negative terdapat di bagian tengah dan dasar awan. Loncatan muatan dari negatif ke positif dan perbedaan beda potensial yang cukup besar adalah faktor utama menyebabkan  petir terjadi. Berdasarkan jenis lompatan muatan petir dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis , yaitu petir intra cloud (petir yang terjadi di awan itu sendiri dikarenakan loncatan muatan negatif dari dasar awan menuju muatan positif di puncak awan) , petir cloud to cloud (petir ini sama seperti intra cloud hanya saja loncatannya dari awan yang berbeda),  petir cloud to ground (petir yang terjadi karena lompatan muatan negatif di dasar awan menuju permukaan bumi ) petir ini sangat lah berbahaya, kemudian petir cloud to air (petir ini terjadi karena adanya lompatan muatan dari awan ke udara)
                 
               
Apa yang kita lakukan jika terjadi petir ? perlu kita ketahui bahwasanya permukaan bumi juga memiliki muatan listrik , itu artinya peluang adanya interaksi awan dengan permukaan sangat mungkin terjadi. Jadi hal penting yang perlu kita lakukan adalah hindari berteduh di pohon yang tinggi dan tiang listrik yang tinggi. Sebab jika muatan listrik  dari  awan cumulunimbus  akan menyambar bumi maka muatan listrik tersebut akan menyambar terlebih dahulu bangunan yang tinggi seperti gedung, pohon atau tiang.  Dan tidak selamanya juga orang yang berada di dalam rumah akan aman dari ancaman petir, karena petir juga merambat dari sinyal ataupun kaber listrik, maka dari itu  hindari lah  penggunaan alat alat komunikasi seperti hp atau computer ketika terjadi petir.  Dan satu lagi cara ampuh untuk menghindari acaman sambaran ketika petir terjadi adalah dengan berjongkok. Buat lah dirimu sekecil mungkin dengan dengkul menempel dengan tangan. Dengan begitu kamu akan terhidindar jauh dari kontak fisik yang ada sangkut pautnya dengan petir
                                                                     


Share:

0 komentar:

Posting Komentar