Mengenal Cuaca Lebih Dekat
Petir dan Kilat
By : Dany Pangestu
Edisi
kali ini kita akan membahas “kelistrikan”. Tentunya kita akan membahasnya dari sudut pandang meteorologi. Yup , tidak lain dan tidak bukan “petir” dan
“kilat”. Apa sih perbedaan “petir” dan “kilat” ? bukannya keduanya sama ? Oke, bagi masyarakat awam kedua hal
ini memanglah terlihat sama. Padahal kedua fenomeda ini adalah beda, bedanya
cukup sederhana yaitu PETIR
(thunderstorm) merupakan bunyi yang ditimbulkan akibat loncatan elektron di
udara, sedangkan KILAT(lightning) adalah cahaya yang tampak saat terjadi
lompatan elektron di udara. Simple bukan ?
“Petir
akan hadir jika hujan turun” adalah suatu statement yang tidak sepenuhnya
benar. Dan uniknya statement ini sudah tertanam di mindset masyarakat umum.
Memang benar bahwasanya jika turun hujan kemungkinan akan ada petir. Namun
petir bukanlah berasal dari hujan melainkan berasal dari awan konvektif. Awan
konvektif itu ada 2 yaitu , awan cumulus dan awan cumulonimbus. Awan cumulunimbus
lah yang bisa menghasilkan fenomena seperti petir maupun kilat.
Menurut fisika, Petir adalah lompatan
bunga api raksasa anara dua massa yang mempunyai perbedaan medan listrik.
Prinsip dasarnya sama dengan lompatan api pada busi. Selain itu petir merupakan
pelepasan muatan listrik dari awan. Energi dari pelepasan itu begitu besar
sehingga menimbulkan rentetan cahaya , panas dan bunyi yang sangat kuat yaitu
gemuruh atau halilintar. Besarnya muatan listrik yang bisa memicu terjadinya petir
adalah 1.000.000 volt/meter. Sedangkan lightning (kilat) adalah cahaya atau
lompatan bunga api rakasasa yang biasa terjadi dalam petir tetapi tidak
menghasilkan gemuruh.
Awan
cumulunimbus memiliki muatan positif dan muatan negatif. Penyebarannya yaitu
muatan positif biasanya terdapat di puncak awan sedangkan muatan negative
terdapat di bagian tengah dan dasar awan. Loncatan muatan dari negatif ke
positif dan perbedaan beda potensial yang cukup besar adalah faktor utama
menyebabkan petir terjadi. Berdasarkan
jenis lompatan muatan petir dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis , yaitu petir intra cloud (petir yang terjadi di awan itu sendiri dikarenakan
loncatan muatan negatif dari dasar awan menuju muatan positif di puncak awan) ,
petir cloud to
cloud (petir ini sama seperti intra
cloud hanya saja loncatannya dari awan yang berbeda), petir cloud to ground (petir yang terjadi karena
lompatan muatan negatif di dasar awan menuju permukaan bumi ) petir ini sangat
lah berbahaya, kemudian petir cloud to air (petir
ini terjadi karena adanya lompatan muatan dari awan ke udara)
Apa yang kita lakukan jika terjadi
petir ? perlu kita ketahui bahwasanya permukaan bumi juga memiliki muatan
listrik , itu artinya peluang adanya interaksi awan dengan permukaan sangat
mungkin terjadi. Jadi hal penting yang perlu kita lakukan adalah hindari
berteduh di pohon yang tinggi dan tiang listrik yang tinggi. Sebab jika muatan
listrik dari awan cumulunimbus akan menyambar bumi maka muatan listrik
tersebut akan menyambar terlebih dahulu bangunan yang tinggi seperti gedung,
pohon atau tiang. Dan tidak selamanya
juga orang yang berada di dalam rumah akan aman dari ancaman petir, karena
petir juga merambat dari sinyal ataupun kaber listrik, maka dari itu hindari lah penggunaan alat alat komunikasi seperti hp
atau computer ketika terjadi petir. Dan
satu lagi cara ampuh untuk menghindari acaman sambaran ketika petir terjadi
adalah dengan berjongkok. Buat lah dirimu sekecil mungkin dengan dengkul
menempel dengan tangan. Dengan begitu kamu akan terhidindar jauh dari kontak
fisik yang ada sangkut pautnya dengan petir